Metode Mendidik Anak Dalam Kandungan
Ada beberapa metode mendidik anak dalam kandungan, yaitu:
1. Metode Doa
Doa merupakan instrument yang paling ampuh untuk mengantarkan kesuksesan sebuah perbuatan. Hal ini dikarenakan segala sesuatu dan upaya akhirnya hanya Alloh lah yang menentukan haslnya bagi setiap orang. Berdoa berarti menumbuhkan semangat dan optimisme untuk meraih cita-cita dan pada saat yang bersamaan membuka pintu hati untuk menggantungkan sepenuh hati akan sebuah akhir yang baik di sisi Alloh. Doa adalah senjata bagi orang-orang yang beriman, itu tertera dalam sebuah hadits Nabawiyyah, ad-du’a shilaahul mu’minin.
Oleh karena itu doa ini menjadikan metode utama untuk mendidik anak dalam kandungan. Para Nabi dan orang-orang saleh terdahulu banyak melakukan metode doa ini, seperti :
·
Nabi Ibrahim a.s ( Ash-Shaffaat: 100 dan Al-Furqoon:74)
· Keluarga Imron (Ali-Imron: 38)
· Nabi Zakariya a.s ( Al-Anbiyya’:89i dan Maryam: 5)
· Nabi Nuh a.s (Nuh:28)
Metode Doa dilakukan pada semua tahapan, tahap zigot, embrio dan fetus. Dan untuk tahapan fetus ada bebrapa tambahan yaitu anak di dalam kandungan diikutsertakan melakukan berdoa secara bersama-sama dengan ibunya atau ayahnya. Misalnya: Ketika ibunya hendak berdoa meminta kebaikan dunia dan akhirat, si Ibu menepuk/ mengelus/ mengusap-usap perutnya sambil berkata:
“assalamualaikum, mari anakku yang soleh kita berdoa memohon kebaikan dunia dan akhirat kepada Alloh”…….(ajakan dengan suara pelan dan lembut)
“assalamualaikum, mari anakku yang soleh kita berdoa memohon kebaikan dunia dan akhirat kepada Alloh”…….(ajakan dengan suara pelan dan lembut)
2. Metode Ibadah
Segala bentuk ibadah seperti muhdhah dan ghairu muhdah, wajib dan sunnah seperti ibadah sholat, sholat, shaum (puasa), haji, zakat dan lain-lainnya dapat dijadikan metode untuk mendidik anak dalam kandungan.
Menerapkan metode ini tidak terlalu sulit, hanya saja si ibu harus lebih kreatif, inovatif dan sungguh-sungguh rela mengikutsertakan segala aktivas ibadahnya dan anak dalam kandungan nya secara bersama-sama, dengan teknik kombinasi yang merangkaikan antara ucapan, sensasi dan perbuatan konkret si ibu.
Menjalankan program ini hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dalam kandungan, antara lain:
·
Periode pembentukan zigot dan embrio, yaitu melakukan sholat hajat dan zikir serta dihubungkan dengan doa-doa tertentu
·
Periode Fetus, aktivitas ibadah si ibu harus menggabungkan diri dengan anak dalam kandungan, misalnya: si ibu melakukan sholat maghrib, kemudian si ibu berkata: “assalamualaikum anakku yang soleh …mari ikut ibu sholat maghrib” sambil mengajak dan menepuk atau mengusap-usap perutnya
3. Metode Membaca
Membaca merupakan salah satu cara yang paling utama untuk memperoleh informasi penting dan ilmu pengetahuan. Anak dalam kandungan pada usia 20 minggu (5 bulan) lebih sudah bisa menyerap informasi melalui pengalaman-pengalaman stimulus atau sensasi yang diberikan ibunya dan tingkatannya masih sangat mendasar dan sederhana.
Misal:
Jika dikatakan kepada anak sebuah kata “tepuk”, sambil melakukan sensasi kepadanya yaitu ibu menepuk–nepuk perutnya, maka anak dalam kandungan akan mampu mendengarkan dan menyerap informasi tersebut dengan tingkat penerimaan bunyi “t-e-p-u-k”
Dengan demikian, bila ibu membacakan suatu informasi ilmu pengetahuan dengan niat ibadah yang dilanjutkan dengan mengeraskan volume suara, sebenarnya si ibu telah melakukan pengkondisian untuk anak dalam kandungannya terlibat. Terlebih lagi bila si ibu memahami apa yang dibacanya, mengekspresikan bacaan tersebut dengan intonasi yang khas sesuai dengan alur cerita, maka sudah barang tentu si anak dalam kandungannya akan terangsang pada kondisi ilmiah tersebut.
4. Metode Menghafal
Metode menghafal = metode membaca, perbedaan nya hanya pada konsentrasi bidang bacaan atau bidang studi yang ditekuni dan dihafal. Jika si ibu hendak menghafal suatu bidang ilmu:
·
mengulang-ulang bacaanya hingga hafal betul
mengulang-ulang bacaanya hingga hafal betul
· bantuan visualisasi kata yang dihafal
· bantuan gerakan yang mengingat kata tersebut
· benda yang dapat membantu atau mengingatkan kata yang dihafal
Jangan lupa si ibu dalam menghafal harus punya niat dan melibatkan bayi dalam kandungannya, sehingga kelak nanti si anak akan sama terlibat dan mendapatkan kemampuan menghafal seperti ibunya, missal:
Jangan lupa si ibu dalam menghafal harus punya niat dan melibatkan bayi dalam kandungannya, sehingga kelak nanti si anak akan sama terlibat dan mendapatkan kemampuan menghafal seperti ibunya, missal:
“assalamualaikum anakku tersayang ,,,mari kita menghafal Al-Qur’an” , si ibu lalu menepuk perutnya dan langsung membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dengan berulang-ulang kali hingga hafal betul.
5. Metode Dzikir
Metode dzikir dapat dibagi dua yaitu:
- Dzikir umum berarti waspada dan ingat bahwa ia berstatus sebagai hamba Alloh dimana setiap kegiatannya tiada lain adalah pengabdian diri kepada Alloh semata dalam keseluruhan waktunya. Melaksanakan perintah Alloh dan menolak dalam hal melakukan tindakan yang menyimpang dari ajaran Alloh swt dengan melibatkan anak dalam kandungannya
- Dzikir khusus berarti secara khusus melakukan dzikir secara khusus, seperti dengan lafal-lafal khusus, tahmid, tahlil, takbir, doa-doa istighatsah, istigfar, dan zikir-zikir lainnya yang dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi yang menyertainya.
Cara melakukan metode ini, yaitu:
· Si ibu mengusap perut sambil mengatakan kepada anaknya di dalam kandungan, “assalamualaikum anakku tercinta, mari kita berdzikir….Subhanalloh, walhamdulillaah wala illaha illalloohu wallohu Akbar…”
6. Metode Instruktif
Metode ini dimaksudkan tidak saja menyuruh menginstruksikan anak dalam kandungan melakukan aktivitas sebagaimana yang diserukan, tetapi juga untuk memberikan instruksi kepada bayi melakukan sesuatu perbuatan yang lebih kreatif, aktif dan mandiri
7. Metode Dialog
Metode ini disebut juga metode interaktif antara anak dalam kandungan dan orang-orang di luar rahim, seperti ibu, ayah, saudara-saudara atau anggota keluarga lainnya. Dengan metode ini diharapkan seluruh anggota keluarga dapat dilibatkan untuk melakukan interaksi, yakni menjalin dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungannya.
Metode ini sangat bermanfaat bagi sang bayi, karena dengan berinteraksi, berkomunikasi dan saling mengenal, sang bayi akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang penuh percaya diri dan merasakan pertalian rasa cinta, kasih dan sayang mereka.
8. Metode Aktivitas Bersama
Metode ini dimaksudkan sebagai suatu cara dimana si ibu di dalam setiap langkah dan tindakannya hendaklah mengikutsertakan dan mengajak anak dalam
kandungan bersama-sama untuk beraktivitas juga. Seperti ajakan ibadah sholat, qiro’atul qur’an, wudhu, bersedeqah, silaturahim, belanja, memasak, tidur dan istirahat, berjalan-jalan santai dan lain-lain.
Metode ini dapat dilakukan dengan cara:
·
K Ketika anak berputar-putar atau menendang perut, maka si ibu hendaknya menyambut dengan kata-kata yang manis penuh kasih sayang, misalnya:
“assalamualaikum anakku sayang , ada apa anakku sayang ? mari bermain-main dengan ibu,” sambil menepuk perut atau membalas tepat di sekitar tendangan bayi, sambil katakan sesuatu perkataan yang manis, atau paling tidak bahasa tertawa, senyuman, riang dan bahagia. Lakuan beberapa kali hingga ia berhenti menendang perut ibu.
· Ibu hendaklah mengakhiri permainan ini dengan memberikan alunan suara-suara merdu, berupa lagu-lagu indah, syair-syair yang bernuansa riang dan gembira hingga si bayi tertidur dan tidak menendang lagi.
10. Metode Kondusif Ilmiah
Setiap gejala alamiah berupa perubahan cuaca dingin, panas, terang, gelap gulita, suara gemuruh ombak, petir dan suara – suara radikal keras lainnya merupakan kondisi alami yang dapat dijadikan edukasi untuk pendidikan anak dalam kandungan. Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan suasana dan kondisi alam yang berubah-rubah yang tujuannya agar si anak dalam kandungan tidak terkejut oleh perubahan – perubahan yang terjadi karena ia telah mengenal dan merasakan suasana – suasana tersebut dengan kondisi sikap yang tenang.
Sumber: Islam, Ubes Nur. (2007). Mendidik Anak Dalam Kandungan: Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini. Cet 2. Jakarta: Gema Insani
0 komentar:
Posting Komentar