1. MENGETAHUI Bisnis Islami = Wirausaha = Wiraswasta =
Entrepreneurship = Kemandirian
·Bisnis
Islami yaitu serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya
yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas), kepemilikan hartanya (barang/jasa)
termasuk profitnya, namun dibatasi dalam
cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram)
·Wiraswasta yaitu bisnis yang lebih menekankan
kepada sifat-sifat keberanian,
keutamaan dan keteladanan dalam
mengambil risiko yang bersumber pada
kemampuan sendiri mencakup semua orang dan dalam berbagai bidang
perkerjaan
·Wirausaha = wiraswasta tapi lebih menekankan pada bisnis yang
dijalankan oleh swasta,koperasi ataupun BUMN
Karakter Bisnis
|
Non Islami
|
Islami
|
Asas
|
Sekularisme (Nilai-nilai Material)
|
Aqidah Islam (Nilai-Nilai
Transendental)
|
Motivasi
|
Dunia
|
Dunia Akhirat
|
Orientasi
|
Profit, pertumbuhan, keberlangsungan
|
Profit & Benefit (Non
Materi/qimah), pertumbuhan,
keberlangsungan, keberkahan
|
Etos Kerja
|
Tinggi,
Bisnis adalah kebutuhan duniawi
|
Tinggi,
Bisnis adalah bagian dari ibadah
|
Sikap Mental
|
Maju &
Produktif sekaligus konsumtif,
konsekuensi, aktualisasi diri
|
Maju &
Produktif, konsekuensi keimanan &
manifestasi kemusliman
|
Keahlian
|
Cakap
& Ahli di bidangnya, konsekuensi dari motivasi reward dan punishment
|
Cakap
& Ahli di bidangnya, konsekuensi dari kewajiban seorang muslim
|
Amanah
|
Tergantung
kemauan individu (pemilik kapital),
tujuan menghalalkan segala cara
|
Terpercaya & bertanggung jawab,
tujuan tidak menghalalkan
segala cara
|
Modal
|
Halal & Haram
|
Halal
|
SDM
|
Sesuai
dengan akad kerjanya atau sesuai
keinginan pemilik modal
|
Sesuai dengan akad kerjanya
|
Sumber Daya
|
Halal & Haram
|
Halal
|
Manajemen
Strategik
|
Visi dan
misi organisasi ditetapkan berdasarkan pada kepentingan material belaka
|
Visi dan
misi organisasi terkait erat dengan misi
penciptaan manusia di dunia
|
Manajemen Operasi
|
Tidak ada jaminan halal bagi setiap
masukan, proses & keluaran, mengedepankan produktivitas dalam koridor manfaat
|
Jaminan halal bagi setiap masukan,
proses, & keluaran, mengedepankan produktivitas dalam koridor syariah
|
Manajemen
Keuangan
|
Tidak ada jaminan halal bagi setiap
masukan,proses dan keluaran keuangan
|
Jaminan halal bagi setiap
masukan,proses dan keluaran keuangan
|
Manajemen
Pemasaran
|
Pemasaran menghalalkan cara
|
Pemasaran
dalam koridor jaminan halal
|
Manajemen SDM
|
SDM
professional, SDM adalah faktor produksi, SDM bertanggung jawab pada diri & majikan
|
SDM
professional & berkepribadian
Islam, SDM adalah pengelola bisnis, SDM bertanggung jawab pada diri, majikan & Allah SWT
|
Sumber:
Yusanto, M.I dan M.K Widjajakusuma. 2002. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani
Press
3. Unsur Wirausaha
a. UNSUR DAYA PIKIR
Daya pikir merupakan sumber dari
awal kreasi dan temuan serta yang
terpenting kemajuan ujung tombak suatu umat.
Firman Allah SWT:
“…Sesungguhnya,
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri…” (Ar-Rad: 11)
Seharusnya seorang muslim dapat
berpikir bersumber pada wahyu disertai kecakapan dalam mengamati keadaaan
sekitarnya, berkaitan dengan bisnis, Al-quran sebagai wahyu Allah menunjukkan
sejumlah hal yang penting diantaranya sebagai berikut:
Seruan Pengadaan Pangan Berkualitas:
“
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan…”
(Al-Baqarah:
168)
Seruan Pengadaan Pakaian Berkualitas:
“ Hai
anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan…” (Al-A’raaf: 26)
Anjuran Pengadaan Jasa Transportasi
“ Dan
ia (binatang itu) mengankut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak
sanggup sambil kepadanya melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan)
diri. Sesungguhnya, Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan
(Dia telah menciptakan) kuda, bighal, dan khimar agar kamu menungganginya…”
(An - Nahl:
7-8)
Anjuran Pengadaan Jasa Perdagangan
“…
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (Al-Baqarah: 275)
Anjuran Pengadaan Industri Peternakan dan
Perikanan
“
Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatang ternakmu. Sesungguhnya, pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang
berakal.” (Thaahaa:
54)
Dorongan Aktivitas Pencerdasan Umat
“
Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mangapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.” (At-Taubah: 122)
Dorongan Pengadaan Keodokteran dan
Pengobatan
“
…Dari perut lebah itu keluarlah minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
denikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang yang
memikirkan.” (An-Nahl:
69)
Tantangan yang dihadapi dalam
peningkatan daya nalar adalah bagaimana agar taraf pemikiran, pengetahuan, dan pemahaman
terus dipacu untuk maju dan Berjaya.
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap
muslim dan muslimah” (Al-Hadits)
· Rajin membaca dan mencatat berbagai ilmu pengetahuan
·Rajin mendengarkan ceramah/saran tentang berbagai pengetahuan dan mencatatnya dalam buku catatan
· Selalu berusaha untuk dapat mengumpulkan pengetahuan dan
informasi baru
· Membiasakan diri banyak berpikir, menelitu, memecahkan
masalah, dan memperhatikan lingkungan
· Bersekolah atau rajin mengikuti pelatihan, kursus, diskusi
tentang berbagai pengetahuan
·Aktif bertanya kepada orang yang dianggap tahu dan arif
·Gelorakan semangat keingintahuan akan pengetahuan dengan
niat ibadah
Sumber:
Soesarsono(1996) dengan modifikasi (Yusanto, M.I dan M.K Widjajakusuma.
2002. Menggagas Bisnis Islami.
Jakarta: Gema Insani Press)
b. UNSUR KETERAMPILAN
Mengandalkan berpikir saja
belumlah cukup untuk dapat mewujudkan suatu karya nyata. Karya
hanya terwujud bila
ada tindakan. Keterampilan merupakan tindakan raga
untuk melakukan suatu kerja.
Dan hasil kerja itu baru dapat
diwujudkan suatu karya, baik berupa produk maupun jasa.
Islam memberikan perhatian besar
pada penguasaan keterampilan. Penguasaan
keterampilan yang serba material ini juga merupakan tuntutan yang harus dilakukan setiap muslim
dalam rangka pelaksanaan tugasnya.
Secara normative, terdapat banyak nash dalam Al-Qur’an dan hadist yang menganjurkan untuk mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan umum atau
keterampilan:
“Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan jangan kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi…” (Al-Qashash: 77)
“Dan,
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang…(Al-Anfaal:
60)
“Hiasilah
wanita-wanita kalian dengan ilmu tenun,” (HR.
Al-Khatib dari Ibnu Abbas r.a)
“ Dan,
buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah
kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya,
mereka itu akan ditenggelamkan.” (Huud:37)
“Dan,
telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk Kamu, guna memelihara
kamu dalam peperanganmu. Maka, hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).” (Al-Anbiyaa: 80)
Ciri
dan Watak Wirausaha Muslim
Ciri
|
Watak
|
Kepercayaan
Diri
|
Percaya
diri, minim ketergantungan, optimism rizki di tangan Allah
|
Orientasi
pada Tugas & Hasil
|
Haus
akan prestasi, berorientasi profit & benefit, tekun & tabah, tekad
kuat, giat kerja keras, energik dan penuh inisiatif
|
Pengambil
Resiko
|
Berani
mengambil resiko, suka pada tantangan, setelah kesulitan ada kemudahan
|
Kepemimpinan
|
Bertingkah
laku pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran dan kritik
|
Keorisinilan
|
Inovatif,
Kreatif, Luwes, punya banyak sumber, serba bisa & banyak tahu
|
Orientasi
Masa Depan
|
Pandangan
ke depan, Visioner
|
Sumber:
Soesarsono
(1996) dengan modifikasi (Yusanto, M.I dan M.K Widjajakusuma. 2002. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani
Press)
· Rajin dan tekun melakukan latihan mengerjakan sesuatu yang
ingin diterampilkan
· Melakukan latihan dengan teratur, tertib dan bergairah
· Selalu berusaha untuk dapat melakukan lebih baik lagi
daripada sebelumnya
· Selalu berusaha untuk menemukan cara kerja yang paling
baik dan efisien
· Berusaha kuat untuk menghasilkan karya terbaik
· Harus mampu bekerja dengan zero mistake
· Rajin mengikuti berbagai latihan dan keterampilan
c. UNSUR SIKAP MENTAL MAJU
Daya pikir dan keterampilan belumlah dapat menjamin kesuksesan,
sukses hanya
dapat diraih jika terjadi sinergi antara pemikiran, keterampilan, dan sikap
mental maju. Sikap mental maju inilah yang dalam banyak hal justru
menjadi penentu keberhasilan seseorang
Bagi seorang muslim,
sikap mental maju pada hakikatnya merupakan konsekuensi dari tauhid dan buah
kemuslimannya dalam seluruh aktivitas kesehariannya. Identitas itu
tampak pada kepribadian muslim, yakni pada pola pikir (aqliyah) dan pola
bersikapnya (nafsiyyah) yang dilandaskan pada aqidah Islam. Disini tampak jelas
bahwa sikap mental maju sesungguhnya adalah sebuah dari pola sikap yang didorong secara produktif
oleh pola pikir Islami.
“ Tidak beriman salah seorang diantara
kalian hingga aku menjadi akalnya yang ia berpikir dengannya.” (Hadist Qudsi)
“Tidaklah beriman salah seorang di antara
kalian, sehingga dia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa-apa (dinul Islam)
yang kubawa.” (Hadits Arba’in an’Nawawiyyah)
“…Supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih
baik amalnya…” (Al-mulk:2)
“Sesungguhnya , yang paling baik dan apa yang kamu makan adalah yang
berasal dari kerjamu dan sesungguhnya anak-anakmu adalah dari usahamu.” (Al-Hadits)
- Sigap, Cekatan, Langsung Dikerjakan
“ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata, “
Sesungguhnya aku termasuk kaum muslimin.” (QS. Al-Fushilat:33)
- Tanggap dan Aktif
“ Siapa saja yang bangun pagi hari dan ia hanya
memperhatikan masalah dunianya, orang tersebut tidak berguna apa-apa di sisi
Allah, dan barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, ia tidak
termasuk golongan mereka.” (HR. Thabrani dari Abu Dzar al-Ghifari)
“…Berlomba-lombalah
kamu (dalam berbuat) kebaikan….”
(Al-Baqarah: 148, Al-Maidah: 48)
- Rajin, Telaten dan Tekun
“Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga liang lahat.” (Al-Hadist)
“Sesungguhnya,
setelah kesulitan itu ada kemudahan.”(Alam
Nasyrah: 6)
- Kerja Lebih
“…Supaya Dia menguji kamu, siapa diantara
kamu yang lebih baik amalnya…” (Al-Mulk:2)
- Jujur dan Bertanggung Jawab
“Katakanlah yang
benar walaupun pahit.” (Al-Hadist)
“Ketahuilah
bahwa setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas
kepemimpinannya. Setiap kepala Negara adalah pemimpin dan ia bertanggung jawab
atas kepemimpinannya (rakyat). Seorang perempuan/ibu adalah pemimpin dalam
rumah tangga suaminya dan anak-anaknya; ia bertanggung jawab atas
kepemimpinannya. Seorang pelayan/hamba sahaya adalah pemimpin atas harta
tuannya dan ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Ketahuilah bahwa setiap
kamu adalah pemimpin dan masing-masing mempertanggungjawabkan atas
kepemimpinannya.” (HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad, Abu Dawud,Tirmidzi dari Ibnu Umar)
a.
Disiplin
“ Wahai orang
yang beriman, jadikanlah kamu orang yang benar penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak kaum kerabatmu.
Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya…” (An-Nisaa: 135)
b.
Teliti, Kerja Terbaik, Zero Mistake
“Sesungguhnya
Allah senang pada hambaNya yang apabila mengerjakan sesuatu berusaha untuk
melakukannya dengan seindah dan sebaik mungkin.”
(Al-Hadits)
c.
Berjiwa Besar, Bersikap Wira
“Dan, memberinya
rizki dari arah yang tidak disangka-sangka…” (Ath-Thalaaq:3)
“Mencari yang
halal itu wajib bagi setiap muslim.” (HR.Thabrani)
“Tiada seseorang
makan makanan yang lebih baik kecuali hasil usahanya sendiri, Nabiyullah Dawud
a.s juga makan dari hasil tangannya sendiri.” (HR.Bukhari)
Membangun Sikap Mental Wirausaha 3 : Sikap
Mental Maju
·
Sigap, Cekatan, Langsung Dikerjakan
·
Tanggap dan Aktif
·
Rajin, Telaten dan Tekun
·
Kerja Lebih
·
Jujur dan Bertanggung jawab
·
Disiplin
·
Teliti, Kerja Terbaik, Zero Mistake
·
Berjiwa Besar, Bersikap Wira
(Sumber: Soesarsono, 1996)
d. UNSUR INTUISI
Jika ditelusuri lebih jauh lagi
sebenarnya ada faktor lain disamping pemikiran, keterampilan dan sikap mental
yang menentukan keberhasilan seseorang. Faktor lain itu tidak lain adalah intuisi atau
kewaspadaan
(Soesarsono,
1996).
Intuisi atau lebih dikenal dengan
feeling adalah sesuatu yang abstrak, sulit
digambarkan, namun acapkali menjadi kenyataan jika dirasakan serta diyakini
benar lalu
diusahakan.
Dalam perspektif Islam, intuisi
dapat dinilai sebagai
bagian lanjut dari pemikiran dan sikap mental maju yang telah dimiliki oleh
seorang muslim. Seorang muslim memang dituntut untuk mengaplikasikan
pemahaman Islam dalam menjalankan kegiatan hidupnya. Proses aplikasi ini dapat
dilakukan diantaranya dengan cara menumbuhkan kesadaran dan melatih kepekaan
perasaan.
Allah Swt berfirman:
“ (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa api neraka.” (Ali-Imran: 19)
“siapa saja yang bangun pagi hari dan ia
hanya memperhatikan masalah dunianya, orang tersebut tiada berguna apa-apa di
sisi Allah, Dan barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, ia
tidak termasuk golongan mereka.” (HR.
Thabrani dari Abu Dzarr al-Ghifari)
Selain itu juga intuisi dapat ditumbuhkan
dari ketekunan dan kesabaran dalam waktu
jangka panjang dalam melaksanakan pekerjaan disertai selalu mengingat
bekerja adalah manifestasi dari rasa syukur
“…Bekerjalah, hai keluarga Dawud, untuk
bersyukur (kepada Allah) (Saba: 13)
“Sesungguhnya setelah kesulitan ada
kemudahan” (Alam Nasyrah:6)
“Tuhanmu tidak meninggalkan kamu tidak pula
benci kepadamu” (Adh-Dhuha:3)
SINERGI 4 WIRAUSAHA
Begitu pula dengan memahami
bahwa kegiatan
bisnis apapun tidak boleh melalaikan seorang muslim dari
tugas kehidupan lainnya, seperti beribadah, berdakwah dan berdzikir.
“ Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh
perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah dan dari
mendirikan shalat, dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang
di hari itu hati dan penglihatan menjadi guncang.” (An-Nuur: 37)
4. Modal dan kerja lebih
5. langkah mewujudkan karya
6. kreativitas
7. memilih
peluang bisnis dan jenis usaha
8. memulai sebuah usaha
9. mendirikan/ membentuk badan usaha
10. mempersiapkan kegiatan usaha
11. merencanakan kegiatan usaha
12. perumusan perencanaan usaha
13. implementasi perencanaan usaha
14. evaluasi dan umpan balik bagi perencanaan
usaha
15. merajut jaringan bisnis
16. Membangun profesionalisme dalam bisnis
a. Menjaga Amanah
b. Memelihara Etos Kerja
c. Menguasai Manajemen Organisasi
d. Menguasai Manajemen Operasi
e. Menguasai Manajemen Pemasaran
f. Menguasai Manajemen Keuangan
g. Menguasai Manajemen Personalia
to be continue…………
Sumber:
Yusanto, M.I dan M.K Widjajakusuma.
2002. Menggagas Bisnis Islami, Cet.1.Jakarta:Gema Insani Pers
1 komentar:
allhamdulillah walaupun baru dikit moga berguna untuk para pengusaha muslim di seluruh dunia...ingat apapun usaha yang kita lakukan jangan sampai melupakan Allah Swt,,,,,,Allahu Akbar
Posting Komentar